DOKUMENTASI PADA PELAYANAN KHUSUS
A. Dokumentasi Pada Perawatan Pre Post
Operasi
v Dokumentasi
Post Operasi
Tujuan
utama dari awal periode post operasi adalah membantu klien kembali dalam kondisi
normal, secara sepat, aman dan senyaman mungkin. Informasi tentang perkembangan
yang diharapkan dari keadaan pada masa post anasthesi dan post operasi harus
dimasukkan ke dalam catatan permanan klien, selanjutnya kunci jangkauan
dokumentasi selama periode post operasi antara lain :
1.
Fungsi respiratory
2.
Status cardiovaskuler
3.
Kembalinya fungsi neurologic
4.
Pengakuan dan manajemen komplikasi
5.
Kebutuhan psikososial / respon
6.
Keamanan dan keselamatan
7.
Keseimbangan cairan
8.
Penyembuhan luka dan pencegahan infeksi
9.
Tingkat aktivitas
Yang
harus di dokumentasikan termasuk kegiatan pengkajian, doagnosa baru / diagnose
yang divalidasikan atau dikoreksi kembali, rencana perawatan saat ini, rumusan
tujuan atau hasil akhir yang diharapkan intervensi dan evaluasi respon klien.
Perawatan harus menyadaridan memahami hal-hal yang umum terjadi pada post
operasi, komplikasi dan situasi resiko tinggi yang perlu dilakukan pencatatan
secara teliti, mendalam dan detail.
v Transfer
Assessment
Untuk
mempermudah antar pelaksanaan perawatan di ruang operasi, di unit
perawatan post anastesi dan unit
perawatan post operasi, maka perawat yang berada pada ruangan ersebut harus
dapat mengidentifikasikan dan melakukan pencatatan data-data berikut ini :
Ø Berhubungan
dengan riwayat (jantung, pernapasan, pengobatan )
Ø Jenis
pembedahan/ prosedur/ komplikasi, kejadian tak diduga
Ø Jenis
anatesi (umum, spinal, IV, cara penggunaan)
Ø Type
drainage tube
Ø Jumlah
cairan per IV / hasil darah dalam OR/ Pacu
Ø Meniotoring
/ membaca garis tekanan / CVP/ swan gans
Ø Anasthesi
Ø Tanda
vital, suku
Ø Pengeluaran
Ø Status
klien dalam Pacu dan pemindahan keunit perawatan
Mestinya
semua informasi ini dapat dimasukkan ke dalam pencatatan post anasthesi dimana
dapat dnegan mudah dicari kembali bila diperlukan.
v Pengkajian
Utama
Respirasi,
sirkulasi dan system neurologi tanda-tanda vital sangat berarti dalam
perkembangan anasthesi. System-sistem ini diprioritaskan untuk segera dikaji
dalam semua prosedur pembedahan. Berfungsi secara baik dan dapat dipantau
dnegan alat-alat pemantauan (arteri line, ICP, CVP) membutuhkan dokumentasi
yang akurat berdasarkan pada petunjuk tetap / intruksi dokter. Pengamatan
kritis dicatat, pengkajian tambahan perlu dilakukan yang terdiri dari :
1.
Lokasi balutan (warna, jumlah,
konsistensi)
2.
Lokasi selang, jalannya (warna, jumlah
bau, konsistensi) portensi dan waktu pengosongan)
3.
Interritas kulit, daerah yang rusak /
kemerahan , edema bengkak
4.
Saluran cerna, ukuran perut, kekenyalan,
penekanan, GT, ostomy, platus pengukuran lingkar perut jika ada indikasi.
5.
Saluran kencing, pengeluaran urine
(warna, jumlah, bau) tahanan pengeluaran cateter
6.
Muskuloskletal, traksi, penyanggahan,
shek neurovaskuler, kehangatan, nadi warna, pengisian kapiler, sensasi.
7.
Ganggung kateter tetap dan tidak teap
8.
Nyeri, menyatakan lokasi, pemotongan
efektivitas dari obat
9.
Kebutuhan psikologi
Pengkajian
lebih rinci pada system tubuh tertentu dibutuhkan, tergantung dari tipe
pembedahan contoh : seseorang yang telah di lakukan craniotomy akan memerlukan
lebih jauh pengkajian saraf dari pada klien yang dilakukan apendiktomi.
v Diagnosa
Standar keperawatan
yang memerlukan dokumentasi untuk diagnose keperawatan yang berdasarkan pada
pengkajian inisial data.
Diagnosa
|
Tujuan yang
diharapkan
|
Intervensi
|
Potensial
untuk trauma b.d hilangnya sensasi rasa, persepsi / kesadaran dan efek dari
sadatif. Ditandai dengan :
·
Klien gelisah
·
Bingung
·
Belum sembuh dari anastesi
·
Nyeri
·
Hipoksia
|
Tidak
terjadi trauma selama post operasi pada fase pembedahan
|
·
Pasang pengaman
·
Pengekangan halus
·
Baca pulse oksimeter
·
Nyalakan alaram
·
Oksigen K/P
·
Alat kerja
·
Control nyeri
|
Tidak
efektifnya jalan nafas atau pola nafas
b/d post anasthesi, reaksi sedativ dan nyeri insisi ditandai dnegan :
·
Nafas buatan
·
Oral/ nasal
·
Batuk yang tidak efektif
·
Sumbatan jalan nafas
·
Sianosis
·
Perut yang membsar
|
Jalan
nafas bersih pernapasan efektif.
|
·
Hidap lender
·
Pola nafas
·
Tanda vital
·
Suara nafas
·
Posisi elevasi
·
Batuk efektif
·
Baca pulse oximeter
·
tingkat kedasaran
|
Potensial
gangguan perfusi jaringan b/d kekurangan cairan perdarahan dan tidak ada
pergerakan selama pembedahan ditandai dnegan :
·
denyut nadi lambat
·
perubahan shu
·
lambatnya pengisian kapile
·
nyeri
·
hilangnya sensasi
·
terbatasnya pergerakan
|
Ganggaun
perfusi jaringan tidak terjadi
|
·
hitung denyut nadi
·
keadan luka / balutan
·
warna kulit / kehangatan
·
pergerakan
·
beri kompres
·
ubah posisi
|
Nyeri
b/d adanya luka insisi ditandai dengan :
·
adanya nyeri
·
sulit bergerak
·
pasien meringis kesakitan
·
Bp. HR
|
Nyeri
berkurang
|
·
Beri analgetik, masam dosis,
lokasi waktu, efek yang menyenangkan ukuran dn hasil
·
Kompres hangat / dingin
·
Posisi elevasi
|
Potensial
kekurangan cairan b/d NPO status, ditandai dengan
·
Penutuan TD dari TD semula
·
Meningkatnya HR
·
Urine sedikit < 32 ml/ hari
·
Tidak normalnya perkembangan/
penurunan dari saluran / balutan
·
CVP normal / swangans
|
Keseimbangan
caitan terjaga
|
·
Beritahu, saat posisi
trendelenburg
·
Catat efek pengobatan darah,
hasil darah, jumlah cairan
·
Lab, hasil tes
|
Potensi
infeksi b/d penekanan pada kulit, ditandai dengan :
·
Berubah kaulitas warna, secret
meningkatnya suhu
·
Meradang
·
Emningkatnya keukosit darah
·
Techykardi
|
Infeksi
post operasi tidak terjadi
|
·
Benuk / jumlah cairan, drainage,
secret
·
Rubah posisi / ambulasi
·
Ganti balutan steril
·
Ukuran suhu 4 jam sekali kultur /
darah
|
Semua
diagnose keperawatan didokumentasikan dari indikasi kritis juga semua aktivitas
perawatan bersamaan dengan evaluasi tujuan. Pengkajian lebih lanjut psa
perioperatif tediri dari :
1.
Status kardiovaskuler, tanda vital, ekg
monitoring, CVP swans gans
2.
Status pernapasan, warna kulit, kuku,
pols, suara paru, karakteristik pernapasan
3.
Status neurologis, neurovaskuler, pupil,
motorik/sensorik, tingkat kesadaran
4.
Pembuangan, draun, urine posisi drain
5.
Nyeri, kualitas, lokasi
6.
Cairan IV/Bloos, volume, type, waktu
lokasi
7.
Pengobatan
8.
Posisi/perubaha posisi
9.
Batuk dan dalamnya perpanasan, kemampuan
bentuk produktif, jumlah konsistensi, warna secret
10.
Pungent
11.
Komplikasi, evaluasi dan management yang
sama
v Dokumentasi
Post Anasthesi
Sesuai dengan PACU perawat harus mendokumentasikan
perubahan klien ke arah baik. Conothnya klien dengan inubasi yang pindah ke ICU
dengan special monitoring, atau klien yang hanya kesadarannya menurun harus
mempunyai fakta dokumentasi yang disesuaikan dengan keadaan. Bila klien tidak
ada indikasi untuk Pacu meeka tidak padat post anasthesi observasi tetap
didokumentasikan.
Setelah
perawata post anasthesi observasi tetap didokumentasikan :
1.
Keadaan balutan (kering, berubah, lepas,
keutuhan)
2.
Luka draun (warna, jumlah, bau,
konsistensi, lokasi)
3.
Tanda vital, suhu
4.
Prilaku klien
5.
Irigasi dan cairanyang menunjukkan
sebagai refluk
6.
Keadaan kulit
7.
Tolerasi nyeri
8.
Pemasukan / pengeluaran
9.
IV, cairan, lokasi, jangka waktu
10.
Pemberian obat pada pacu
11.
Pengkajian khusus/ akibat
12.
Tinjauan kejadian luar biasa dipacu
13.
Diagnose keperawatan yang aktif pada
saat klien keluar dari pacu
14.
Hubungan dnegan orang-orang
15.
Tanda tangan.
A. Dokumentasi Pada Perawatan Gawat
Darurat.
Didalam
emergency, penundaan atau kesalahan komunikasi informasi yang konsekuensinya
da[at menyebabkan dokumentasi yang penting/utama dapat menjadi suram / hilang.
Dibagian emergency catatan tersenut harus akurat, konsisten dan secara
menyeluruh menggamarkan informasi pasien tiap menit. Perawat dibagian emergency
dan team kesehatan yang lainnya yang
melakukan perawatan pasien hal-hal yang perlu diperhatikan, komunikasi,
diagnose dan pengobatan dalam suatu lingkungan yang kompleks.
Standar
dokumentasi, dijelaskan bahwa seluruh aspek perawatan pada bagian emergency
dicatat dalam catatan perawatan kesehatan oleh orang yang mengerjakanya pedomen
untuk pendokumentasian di bagian emergency.
1.
Tentukan perioritas dokumentasi
berdasarkan situasi
Disini
yang termasuk situasi adalah fasilitas suervey primer dan secondary, pendidikan
pasien dan perubahan
2.
Catat aktifitas dan evaluasi awal
Prioritas
untuk intervensi theurapetik, bersama dnegan tindkaan untuk ketepatan focus.
3.
Pengkajian awal secara menyeluruh.
Tanda
vital adalah elemen penting pada proses pengkajian bagian emergency
4.
Pengkajian ulang secara menyeluruh.
Yang
termasuk dalam survey ulang adalah pengkajian dan kepala ke kkaki secara
inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi
5.
Formulasi dan catat diagnose
keperawatan, contoh yang termasuk diagnose keperawatan bagian emergency adalah
:
-
|
Hypothermia
|
-
|
Gangguan
pertukaran gas
|
-
|
Hypertemia
|
-
|
Tidak
efektifnya jalan napas
|
-
|
Cemas
|
-
|
Gangguan
integritas jaringan
|
-
|
Retensio
urine
|
-
|
Isolasi
social
|
-
|
Ecess
volume ciran
|
-
|
Respo
post trauma
|
-
|
Penuruan
kerdiak output
|
-
|
Tidak
efektifnya acaping individu
|
6.
Termasuk kebutuhan informasi dalam
situasi resiko tinggi
7.
Dokumentasikan status mental klien
8.
Tuliskan jelas karena kalau tidak jelas
akan menyebabkan salah intervensi
9.
Dokuemntasikan pesanan dokter seperti
pengobatan
10.
Spesifik dokumentasi utnuk pendidikan
pasien
11.
Pemakaian format pencatatan harus
akurat, komuniaksi jelas dan efesien, akrena dibutuhkan informasi yang cepat,
format untuk demografi, perawatan klinik cardio pulmoner
12.
Catat situasi spesifik emergency
sepereti cardiac atau respiratory arrest, trauma multiple atau hemoragi
Klasifikasi pasien pada bagian emergency.
Secara
umum dibagi dalam 3 kelas, yaitu :
a.
Kelas I : Emergent (Segera)
Termasuk pasien kritis,
injury (sakit yang mengancam kehidupan) dan membutuhkan evaluasi dan intervensi
b.
Kelas 2 : Urgent
Termsuk sakit / cidera
berat
Contohnya : nyeri
abdominal, muntah terus-menerus demam dan menggigil
c.
Kelas 3 : Delayed / Non Urgent
Termasuk cidera ringan
dan banyak pasien yang memerlukan ambulatory
Contohnya : frantur
tertutup, lecet-lecet kecil
Contoh pengkajian awal
dan intervensi
Assessment
|
Intervensi
|
·
Air way
-
Obstruksi
-
Non obstruksi
|
-
Hyperekstensi
-
Oral / nasal airway
-
Intubasi
-
Immobolisasi cervical spine
-
Sandbags / cervical collar
|
·
Breathing
-
Tidak ada respirasi spontan
-
Ada respirasi sponta
-
Menurunnya tingkat kesadaran
-
Sianosis, menurunnya pengembangan
dada
|
a.
Flow masker oksigen tinggi
b.
Intubasi
c.
Analisa gas darah
d.
Support dengan O2 konsentrasi
tinggi
|
·
Sirkulasi
-
Kualitas denyut nadi, irama,
jumlah, TD (Hyper/ Typo) warna kulit, warna kuku, wantu pengisian kapiler,
pendarahan bila ada
|
a.
Control pendarahan
b.
Jl. Pulse / tidak ada sirkulasi
advance cardial live sipport
c.
Jl. Pulse / Sirkulasi ada infis
pengobatan
|
·
Neurologic
-
Ukuran pupil dan reaksi pada
cahaya
-
Respon
-
Glasgow coma scale
-
Tngkat kesadaran
|
a.
Chek respon pada cahaya
b.
Chek pada rangsangan verbal
c.
Chek neorogic
d.
Chek respon pada rangsangan nyeri
|
Contoh
pengkajian ulang
a.
Pendekatan sistemik untuk menentukan
semua injuri
b.
Pembekuan darah
c.
Mecegah terjadinya panas dnegan member
selmut ulang
d.
Ukuran tanda vital
-
Tekanan darah
-
Respirasi
-
Denyut nadi
-
Suhu rectal
e.
Keadaan umum
f.
Bau
g.
Surbey bead to toe
h.
Wajah / tengkorak
-
Injuri ringan
-
Mata
-
Telinga
-
Deformitas tulang
-
Mulut
-
Gigi
i.
Leher
j.
Dada / thorax
-
Sidera ringan
-
Deformitas tulang
-
Irama pernapasan dan irama jantung
k.
Abdomen
-
Irama bowel (bising usus)
-
Cidera ringan
l.
Inspeksi umum
m.
Pelvis/ genitalia
n.
Ekstermitas
o.
Essesment body posterior
v Pencatatna
data dasar
a.
Sebagai prioritas pertama perlu
mengumpulkan dan mencatat data mengenai status fungsional dari system tubuh
yang vutal terutama :
-
Pernafasan
-
Cardiovaskuler
-
System neurologic
Contoh data dasar
1.
Respiratory sysem
Kesempurnaan
jalan nafas : penrikan nafas, wheezing, stridor, posisi tubuh
Tambahan
jalan nafas : ETT, oral/Nasal air way, tracheostomi
Respirasi
: irama, kedalaman, bunyi nafas
Ventilator
: type, lingkungan, pengukuran
Oksigen
: kelancaran, prosentasi, pemasukan, type
selang
Batuk
: kemampuan/ usaha untuk batuk,
produktif/tidak sekresi warna jumlah, ada / tidak sianosis
2.
Cardiovaskuler system
-
TD, auscultasi, arteri heart rate
-
Nadi
-
Warna kulit, turgor, temperature,
capitary refil tima
3.
Neurologic system
Tingkat
kesadaran, respon terhadap orang secara verbal
-
Tempat
-
Waktu
-
Ukuran pupil dan reaksinya terhadap
cahaya
-
Fungsi motorik dan sensork
-
Pergerakan
-
Tonus otot-faleid spastic.
b.
Setelah menstabilkan system organ tubuh yang
vital, pmkiran-pemikiran dasar dari
semua system organ perlu dikerjakan dan didokumentasikan :
1.
Renal system
Urine
output : jumlah, warna, kejernihan, VJ, bau
Kult
: edema, lokasi
Kesimbangan
asam basa : AGD/astrup, elektrolit
2.
Gastrointestinal
Addominal
assessment
Indepsi
: kulit, adakah masa, peristaltic, simetris. Distensi
Auskultasi
: bising usus
Perkusi
/ palpasi : Nyeri , kelembutan pembesaran organ
Defekasi
; warna, frekuanesi jumlah
Nutrisi
: bentuk
3.
Endokrin
Riwayat
da diagnostic spesifik : DM, tyoid, adrenal in sufisiensi
4.
Hematologi
Warna
mukosa membrane
Tanda-tanda
perdarahan ptechie
5.
Musculoskeletal
Deformomitas
-
Kontruktur, kiposisi, lordosis
-
Pergerakan sakit, keterbatasan gerak
-
Tetanus otot.
c.
Riwayat psikososial yang penting perlu
dicatat sesegar mungkin dan didokumentasikan bias didapat dari pasien atau
keluarga
Hal-hal
yang perlu dicatat meliputi :
1.
Orang yang dapat memberikan dukungan
2.
Orang yang dapat dihubungi dlaam keadaan
emergency
3.
Agama
4.
Masalah kesehatan yang pernah dialami,
misalnya kardiovaskuler, respiratory, renal dedeasi dn pengaruhnya terhadap
gaya hidupnya
5.
Kecanduan (merokok, obat-obatan,
alcohol)
6.
Kelemahan sendiri atau kebutuhan
komunikasi
7.
Kemampuan mengobati / perawatan diri
sendiri
8.
Mengerti perawatan yang sekarang
9.
Strategi pertahanan yang umum
d.
Pendidikan kesehatan
Hasil
penmdidikan kesehatan didokumentasikan pada catatan perkembangan atau dalam
rencana pendidikan dalam bentuk yang terstruktur.
e.
Kesimpulan
1.
Prioritas pengkajian diarahkan pada
fungsi vital tubuh yaitu respiratory, cardiovaskuler dan fungsi system
neurologic
2.
Intervensi ditujukan pada penyelamatan
hidup dan perawatan hidup selam kondisi pasien belum tabil
3.
Rencana perawatan secara individual ditulisd
an direvisi sesuai dengan status kesehatan pasien meningkatkan / menurun
4.
Evaluasi ditujukan pada kondisi pasien,
hasil yang diharapkan / tidak diharapkan pemecahan masalah, identifikasi
masalah-masalah baru berdasarkan pada oengkajian ulang. Keberhasilan/ kegagalan
dalam perencanaan yang lain atau tindakan yang lain
B. Dokumentasi Pada Perawatan Kritis
(ICU)
Dokumentasi
dalam perawatan kritis menggambarkan suatu keperjaan yang unik dan berhubungan
antara tundkana perawatan / intensitas tindakan perawatan, lingkungan teknologi
tinggi dan masalah pasien yang kompleks .
Praktek
perawatan pasien kritis (ICU) memerlukan banyak persayatan dan merupakan hal
yang rumit/ komplek dan memerlukan pendokumentasian yang sesuai dnegan yang
diharapkan (akurat). Penting sekali untuk mencatat perawatan kritis yang
akurat. Konsisten dan komprehensip menggambarkan management / pengelolaan
pasoen yang sakit kritis.
Pada
pendokumentasian pasien ICU yang perlu didokumentasika pengkajian data dasar
sebagai berikut :
1.
System respiratory
· Keadaan
jalan nafas : peregangan, wheezing, stridor, posisi badan,
fungsi dari otot pernafasan
· Jalan
nafas buatan/ tambahan : pipa endotracheal, tracheotomy (type, posisi
)
· Pernapasan
: kecepatan, kedalam, suara pernafasan
· Ventilator
: type, keadaan dapat diperoleh ukuran-ukuran
(PPO2, tidal volume, PO2, Kecepatan)
· O2 : jalan / saluran, persentasi pemberian, type
dari alat (humidified, masker pembantu pernafasan)
· Batuk
: Produktif / nonproduktif, sekresi : kualitas
warna dan banyaknya
· Ada
/ tidaknya sianosis
· Keluhan
subyektif : sesak nafas
· Warna
(kulit dan wajah )
2.
Cardiovaskuler
·
Tekanan darah, darah arterial
·
Heart rate (bunyi jantung, irama ECG)
·
Nadi perifer
·
Warna kulit, turgor, temperature,
pengisian darag perifer.
·
Hasil dari cardiac output
3.
System neurologi
·
Tingkat kesadaran, orientasi terhadap
orang, tenpat, waktu
·
Ukuran pupil dan reaksi terhadap cahaya
·
Fungsi motorik
·
Fugsi sensorik
·
Pergerakan : dekortikasi, deserebrasi
·
Tonus otot : flasid, spastis
v Standar
tindakan (dokumentasi )
Praktek
dan pendokumentasian di dalam semua unit ditentukan oleh standar tindakan yang
tetap bersama-sama dnegan kebijakan dan prosedur dan institusi. Karakteristik
dari standat referensi mengikuti persyaratan dokumentasi sebagai berikut :
1.
Penemuan dari dan kesimpukan dari
monitor, evaluasi dan aktivitas pemecahan maslaah harus di dokumentasikan dan
dicatat
2.
Tindaka untuk memecahkan masalah dan
tindakan perbaikan . perawatan pasien, informasi dari penghentian tindakan,
haruslah selalu dicatat dan didokumentasikan.
v Hak
dan data dasar
Sebagai
perioritas pertama dalam perawatan ICU perawat membutuhkan kumpulan dan catatan data dari status
fungsional system vital tubuh, terutama system respirasi system cardiovaskuler,
system syaraf. Pada umumnya system
fisiologis dapat memperkirakan atau
memberikan gambaran untuk diagnisa medis yang utama.
Riwayat
psikologis yang teliti didapatkan dari pasien
atau orang yang sangat dengat dnegan pasie tersebut sehingga memudahkan
dalam pelaksanaan proses perawatan. Hal-hal dibawah ini perlu dimasukkan di
dalam pendokumentasian antara lain :
a.
Orang-orang yang penting bagi pasien
yang dapat member support
b.
Orang-orang laian yang dapat
memberitahukan bila pasien dalam keadaan gawat
c.
Petugas dari agama
d.
Pengetahuan tentang masalah kesehatan
yang dimiliki pasien
e.
Apakah pasien memiliki ketergantungan
terhadap rokok alcohol dan lain-lain
f.
Apakah pasien mengalami deficit sensori,
deficit sendori, deficit komunikasi
g.
Apakah klien mampu melakukan perawtaan
sendiri : mislanya : mobilitas, kebersihan, eliminasi, nutrisi
h.
Kejelasan dari permulaan gejalan
penyakit dan pengobatan yang telah didapat
i.
Koping mekanisme
Dari
pengkajian diatas perawat atau petugas kesehtan masih haru melakukan pengkajian
secara fungsional terhadap organ-organ tubuh :
a.
System renal :
·
Pengeluaran urine, warna urine, bau
urine, PH urine
·
Kulit, odema, pitting lokasi edema
b.
Gastrointestinal
·
Inspeksi : kulit, masa, peristaltic,
simetris, distensi
·
Auskultasi : bunyi isi organ perut
·
Perkusi / palpasi : sakit, kelembutan
organ-organ yang membesar
c.
Endoktrin
·
Pemeriksaan fisik, pemeriksan diagnostik
·
Apakah ada riwayat : DM thyroid
d.
Hematologi
·
Warna membrane mukosa, warna kuku, warna
telapak tangan
·
Tanda-tanda perdarahan : petechiea,
ecchymoses
e.
Muskuloskeletal
·
Deformitas, kontraktur, kiposis,
lordosis dll
·
Pergerakan : nyeri, keterbatsan gerak
·
Tonus otot
Dari
semua pengkajian diatas data-data yang diperoleh termasuk dalam kerangka data
dasar yang harus di dokumentasikan.
Contoh
masalah pasien diagnose keperawatan
Masalah pasien
/ diagnose keperawatan
|
Tanda kritis
|
Pencatatan
|
Perubhaan
perfusi jaringan berhubungan dengan kehilangan darah, banyak kencing,
dehidrasi
|
·
Tekakan sistolik menurun 10 mmHg
·
Pols yang melemah
·
Perubahan status mental, lekas
marah, pusing, takut, lesu, gelisah
·
Output urine kurang 30 cc/ hari,
keringat banyak
·
Pucat
·
Penurunan CVP / peningkatan RR
penambahan nilai HR > 20/menit diatas garis normal
·
Pengisin kapiler permenit
·
Analisa gas darah
|
·
TTV setiap 15 menit s.d stabil
·
Observasi CVP sampai menunjukkan
normal
·
Obeservasi waktu pengisian
kembali kapiler (CRTS)
·
Suhubadan turun / kedinginan
·
Tingkat kesadaran
·
Perdarahan : lokasi, jumlah, benk
·
Pengeluara urne tiap hari
·
Diagnostic tes / ringkasan siapa
yang memberikannya
·
Tambahan pemberian perinfus, type
cairan / transfuse
·
Therapy/ catat waktu, pemberian
tetesan
·
Respon dari pegobatan tindakan
·
Pengkajian yang penuh tentang CO
|
Catatan perkembangan dismaping
monitoring
·
Vital sign , suhu
·
Intake : oral / intra vena, total
nutrisi parenteral, infuse darah / produk darah
·
Tekanan vena / pengobatan anti aritmia
yang diberikan (dosis)
·
Output : draine, urine
·
Data klinis : CVP, tekanan darah
anteriot, kenyamanan
·
Prosedur : ECG, rontgen dada
·
Perlengkapan : O2, letak ventilator,
pacu jantung
·
Data laboratorium / diagnostic : kimia,
analisa gas darah, analisa kadar logam darah enzim, cultur/ sensitifitas,
fisik, onservasi kondisi pasien
·
Catatan perawat
·
Garis warna ECG dan gelombang
hemodinamik
Komentar
Posting Komentar
Bagaimana menurut anda setelah membaca postingan ini?