Langsung ke konten utama

Pesawat Challenger, Meledaknya Pesawat Fenomental NASA


Program transportasi luar angkasa menyebabkan dua pengalaman pahit. Januari 1986, Challenger meledak tujuh puluh tiga detik setelah diluncurkan, menewaskan tujuh astronot. dan Februari 2003, pemisahan dari Kolombia menewaskan tujuh awak. Setelah penundaan yang lama, program transportasi NASA berlanjut. Menjadi hal yang mendasar dan terbesar, usaha keras ilmuwan yang ambisius pada umat manusia untuk dicatat, konstruksi stasiun luar angkasa Internasional. NASA berencana memensiunkan alat transportasi tua pada 2010. Lembaga luar angkasa Amerika, berdiri lima puluh tahun lalu, bekerja dengan susah payah, mendisain, membangun, dan mencoba generasi pesawat luar angkasa selanjutnya yang akan membawa umat manusia kembali ke bulan dan sekitarnya.

Peswat Challener
Challenger adalah pesawat ulang-alik NASA yang kedua. Peluncuran perdananya berlangsung pada tanggal 4 April 1983. Pesawat ini sempat menjalani misi sebanyak 9 kali sebelum akhirnya hancur berantakan pada detik ke-73 peluncuran untuk misinya yang kesepuluh dan menewaskan seluruh awak pesawat yang berjumlah tujuh orang pada tanggal 28 Januari 1986. Challenger digantikan oleh pesawat Endeavour yang melakukan peluncuran perdananya pada tahun 1992, enam tahun setelah musibah.
Astronot Challenger Mereka yang tewas ;Michael Smith,Dick Scobee,Judith Resnik,Ronald McNair,Ellison Onizuka,Gregory Jarvis dan Christa McAuliffe
Misi yang Sangat Diminati Masyarakat Amerika Misi Challenger sangat diminati oleh masyarakat AS karena kehadiran guru sekolah menengah atas yang berasal dari New Hampshire, Christa McAuliffe-orang pertama yang berasal dari masyarakat biasa-dan pelantikan program Guru di Ruang Angkasa NASA. McAuliffe dijadualkan untuk memberi pengajaran dari ruang angkasa kepada murid-muridnya, sebuah program yang inovatif dan mencengangkan yang dapat membangkitkan antusiasme sangat besar dikalangan pendidik dan siswa.

Pesawat ulang-alik

 Pesawat ulang-alik (bernama resmi: Space Transportation System atau STS; lebih populer dengan NASA’s Space Shuttle atau Space Shuttle saja) adalah pesawat luar angkasa milik Amerika Serikat yang digunakan dalam misi penerbangan luar angkasa berawak. Pesawat ulang alik – tidak seperti pesawat luar angkasa lainnya – badan utama pesawat ulang-alik dapat digunakan kembali di lain waktu. Pesawat jenis ini hanya dimiliki oleh NASA, badan antariksa Amerika, dalam beberapa jenis. Sempat dibuat 5 buah, di mana sekarang tinggal tiga. Modul pesawat, terbang secara vertikal dan biasanya membawa tiga sampai lima astronot (walaupun pernah mengangkut 8 astronot dan masih cukup sampai 11 astronot dalam keadaan darurat) dan muatan sampai seberat 50.000 lb, 22.700 kg menuju orbit rendah bumi (thermosfer). Ketika misi selesai pesawat akan menyalakan pendorongnya sendiri untuk kembali menuju atmosfer bumi, pendorong akan dimatikan ketika pesawat sudah di dalam atmosfer bumi dan pesawat akan melayang selama perjalannya sampai akhirnya mencapai permukaan lagi.
Pesawat ulang-alik NASA bisa dikatakan merupakan pesawat luar angkasa pertama yang dirancang agar dapat dipakai kembali sebagian. Pesawat ini bertugas untuk membawa berbagai muatan (biasanya satelit) ke berbagai orbit bumi (biasanya orbit rendah, perlu perlakuan khusus untuk orbit yang lebih tinggi), penggantian awak ISS, Stasiun Luar Angkasa Internasional, dan untuk misi servis. Terkadang pesawat ini juga dapat mengambil kembali satelit untuk dikembalikan ke bumi. Bekerjasama dengan Soyuz, pesawat luar angkasa milik Rusia, kedua pesawat bahu membahu membangun ISS. Kedua pesawat dirancang agar dapat bekerja sekitar 10 tahun atau setara dengan sekitar 100 peluncuran.
Pesawat ulang-alik yang pertama adalah Enterprise, yang sebenarnya merupakan wahana uji terbang. Pesawat berikutnya adalah Columbia, Challenger, Discovery dan Atlantis. Challenger telah hancur ketika proses peluncuran pada tahun 1986, dan akhirnya dibuat Endeavour sebagai penggantinya. Sedangkan Columbia hancur ketika proses memasuki atmosfer bumi pada tahun 2003.
NASA telah mengumumkan untuk memberhentikan armada pesawat luar angkasanya pada tahun 2010 dan akan menggantinya dengan Orion, pesawat baru yang dirancang dapat mengangkut manusia menuju bulan dan bahkan objek angkasa yang lebih jauh lagi.
Pesawat ulang alik Challengerpun Meledak
Tanggal 28 Januari 1986, itu hari yang paling naas bagi NASA. Pesawat yang paling dibanggakan, Chalanger itu meledak seteleh beberapa detik mengudara.  Banyak orang ingin mengetahui apakah ketujuh astronaut Challenger masih sadar saat mereka tercebur ke laut. Jawabannya adalah ya. Menurut para ahli, paling tidak selama beberapa detik dan kemungkinan lebih lama. Penyelidikan melelahkan yang dilakukan setelah kecelakaan mengungkapkan bahwa tiga dari bongkahan sarana untuk meloloskan diri dalam keadaan darurat yang telah ditemukan kembali,telah diaktifkan secara manual setelah ledakan. Telah disimpulkan bahwakekuatan ledakan awal tidak cukup besar untuk membunuh atau membuat para astronaot tak sadarkan diri, dan bahwa kematian mereka adalah karena menghantam air dengan kecepatan 207 mil (333 km) per jam. Tidak diketahui berapa lama kabin Challenger menahan tekanan udara atau berkenaan dengan hal ini, jika kabin memang menahan tekanan setelah ledakan. Maka meski jika para astronaut memang sadar setelah ledakan, tampaknya mereka semua tak sadarkan din dalam waktu beberapa detik dan tetap demikian saat mereka menghantam air. Ketujuh astronaut Challanger ini adalah Michael Smith, Dick Scobee, Judith Resnik, Ronald McNair, Ellison Onizuka, Gregory Jarvis, dan Christa McAuliffe. Di antara ketujuh sisa-sisa mayat para astronaut Challanger yang bisa dikenali ini telah dikembalikan ke keluarga mereka pada tanggal 29 April 1986. Sisa-sisa mayat yang tidak bisa dikenali dimakamkan di Pemakaman Nasionai Arlington pada tanggal 20 Mei 1986
Image and video hosting by TinyPic
Pada tanggal 24 Januari 1985, setahun sebelum peluncuran Challenger, NASA telah meluncurkan pesawat ulang-alik Discovery. Temperatur udara pada saat peluncuran Discovery adalah lima puluh tiga derajat Fahrenheit (11,5 °C), dan para insinyur di Morton-Thiokol, perusahaan yang memproduksi “solid rocket booster O-ring”, mencatat bahwa telah terjadi erosi O-ring pada temperatur tersebut. Temperatur yang diharapkan pada saat peluncuran pesawat ulang-alik Challenger adalah dua puluh sembilan derajat Fahrenheit (-1,5 °C). Para insinyur Morton-Thiokol, walau memang mengakui bahwa mereka tidak punya cara untuk membuktikan bahwa akan terjadi masalah dengan CD-ring pada temperatur dua puluh sembilan derajat Fahrenheit (karena tiadanya pengetesan tertentu pada temperatur yang lebih rendah), menyatakan adanya masalah erosi pada Discovery pada temperatur lima puluh tiga derajat Fahrenheit, dan menganjurkan kepada NASA supaya mereka menunda peluncuran Challenger. Manajer NASA menantang kesimpulan para insinyur Morton-Thiokol dan meminta keputusan manajemen Morton-Thiokol.
Manajer memberikan laporan kepada Nasa, mengemukakan “pemeriksaan keteknikan” mereka bahwa O-ring mampu menanggung temperatur yang telah diperhitungkan, dan bahwa pelun­curan ini harus dilaksanakan sesuai jadwal. Para insinyur proyek Morton-Thiokol menolak untuk menandatangani laporan ini. Alan McDonald, yang adalah direktur Morton-Thiokol bagi Solid Rocket Motors Project sedang berada di Florida bersama NASA, dan mendesak NASA untuk menolak laporan para manajer perusahaannya, dan tidak meluncurkan Challenger. la berkeyakinan bahwa cuaca yang dingin akan menciptakan situasi yang cukup berisiko terhadap O-ring, sehingga bisa membenarkan penundaan peluncuran. Usulan McDonald ditolak oleh para manajer proyek NASA, dan Challenger di-luncurkan pada pukul 11.38 tanggal 28 Januari 1986. Terdapat untaian tetesan air yang membeku pada panggung peluncuran dan pesawat ini pada saat pelun­curan. Keputusan untuk meluncurkan Challenger adalah sebuah keputusan yang buruk, dan mengakibatkan hilangnya 7 nyawa, kehancuran pesawat ruang angkasa senilai multimiliar dolar, dan ditutupnya program pesawat ulang-alik NASA selama dua tahun. Peristiwa ini juga menandai untuk pertama kalinya Amerika Serikat telah kehilangan astronaut dalam kegagalan pesawat ruang angkasa saat penerbangan, dan menyebabkan para warga negara Amerika kehilangan kepercayaannya terhadap NASA.
Bencana Challenger juga mengacu pada keluarnya orang-orang kunci dari NASA, dan pada keputusan untuk menggunakan roket-roket sekali pakai daripada pesawat ulang-alik imtuk meluncurkan satelit ke orbitnya.Sebuah komite kongres yang telah dibentuk untuk menyelidiki bencana ini menyimpulkan bahwa “usaha untuk menepati jadwal penerbangan dan pemo-tongan biaya lebih diprioritaskan dibanding keamanan penerbangan.” Misi Challenger sangat diminati oleh masyarakat Amerika karena kehadiran guru sekolah menengah atas yang berasal dari New Hampshire, Christa McAuliffe, orang pertama yang berasal dari masyarakat biasa—dan pelantikan program “Guru di Ruang Angkasa” NASA. McAuliffe dijadwalkan untuk memberi pengajaran dari ruang angkasa kepada murid-muridnya, sebuah program yang inovatif dan mencengangkan yang membangkitkan antusiasme sangat besar di kalangan para pendidik dan siswa.

Image and video hosting by TinyPic
Misi Challenger juga melibatkan peluncuran satelit penyiar data, dan serangkaian eksperimen terkait dengan komet Halley.Bencana Challenger merupakan salah satu dari seratus bencana terburuk sepanjang masa, sebagian karena konsepsi, pengembangan, dan peluncuran pesawat ulang-alik ruang angkasa yang mengorbit merupakan salah satu pres-tasi manusia terbesar sepanjang masa. Skala prestasi ini seimbang penuh dengan skala bencananya. Penyebab bencana adalah kesalahan teknis—O-ring menjadi begitu rapuh dalam cuaca dingin, sehingga tidak mampu mencegah terpicunya gas yang mudah terbakar yang seharusnya tertutup olehnya. Namun, kesa­lahan sebenarnya terletak pada para pengambil keputusan yang mengabaikan potensi kesalahan teknis sehingga mengirim Challenger meluncur ke malapetakanya.(di rangkum dari buku 100 buku bencana terbesar sepanjang masa)

Komentar