Langsung ke konten utama

Body mass index (BMI)

Body mass index (BMI) adalah parameter yang biasa digunakan untuk mengetahui lemak tubuh pada pria maupun wanita dewasa. Penghitungan BMI ini sangat simple dan hanya berdasarkan berat badan dan tinggi badan. BMI merupakan parameter yang diterima secara luas baik oleh dokter klinis maupun para peneliti. Kenapa BMI penting ? karena bisa digunakan untuk mengetahui lemak tubuh anda. Yang lebih penting lagi peningkatan lemak tubuh meningkatkan resiko terkena penyakit metabolik seperti diabetes melitus (DM) tipe 2, hipertensi, dan dislipidemia. Anda penasaran dengan BMI Anda ? Yuk disimak kelanjutannya.

Cara penghitungan BMI
BMI dapat dihitung dengan rumus : Berat badan (kg)/Tinggi badan2 (m)
Jadi misalnya berat badan anda 50 kg, dan tinggi badan anda 150 cm (1,5 m), maka BMI Anda 50/(1,5)2 sama dengan 22,22.
Penafsiran BMI
Angka yang didapat dari perhitungan BMI perlu ditafsirkan berdasarkan kriteria sebagai berikut :
I.Kriteria NHLBI (1998) dan WHO (2000)
1.Underweight : Kurang dari 18.5
2.Normal : 18.5 - 24.9
3.Overweight/pre-obes : 25.0 - 29.9
4.Obes I : 30-34.9
5.Obes II : 35-39.9
6.Obes III: lebih dari atau sama dengan 40

II.Kriteria WPRO (2000)
Kriteria ini merupakan kriteriaWHO yang telah disesuaikan untuk pengukuran BMI orang Asia termasuk Indonesia.
1.Underweight : Kurang dari 18.5
2.Normal : 18.5 - 22.9
3.Overweight at risk : 23.0 - 24.9
4.Obes I : 25-29.9
5.Obes II :
lebih dari atau sama dengan 30

Mengapa perlu tahu BMI?
Karena BMI merupakan suatu metode pengukuran yang dapat dipercaya untuk mengetahui kondisi total lemak tubuh, dan peningkatan lemak tubuh meningkatkan resiko penyakit metabolik.
Hal ini didukung oleh penelitian yang membandingkan 2 survey national di Amerika yang melibatkan 215.354 responden dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara hasil pengukuran BMI dengan angka resiko seseorang untuk menderita DM tipe 2, hipertensi, dan dislipidemia.
Hasilnya, peningkatan BMI diasosiasikan dengan peningkatan resiko seseorang untuk menderita DM tipe 2, hipertensi, dan dislipidemia. Resiko semakin tinggi apabila BMI ≥ 25 kg/m2. Meskipun resiko DM tipe 2, hipertensi, dan dislipidemia dapat terjadi pada setiap kriteria BMI, namun semakin tinggi BMI resiko semakin besar.
Meskipun demikian perlu juga diingat, BMI ini juga mempunyai kelemahan yaitu hasil penghitungan BMI bisa jadi overestimate pada atlet atau seseorang yang melakukan body builder, dan juga bisa jadi underestimate pada orang tua atau orang yang kehilangan masa otot akibat penyakit.
Jadi berapakah BMI anda? Dan masuk kategori apa? Semakin tinggi BMI anda, anda harus waspada.waspadalah,waspadalah. Kalau anda tidak mau repot menghitung BMI, di blog ini sudah tersedia widget untuk menghitung BMI anda, anda tinggal meluncur dan memasukkan data anda.

Rujukan
1.Bays HE, Chapman RH,Grandy S (2007) The relationship of body mass index to diabetes mellitus, hypertension and dyslipidaemia: comparison of data from two national surveys. International Journal of Clinical Practice 61(5): 737 – 747
2.Annurad E, Shiwaku K, Nogi A et al (2003) The new BMI criteria for Asians by the regional office for the western pasific region of WHO are suitable for screening of overweight to prevent metabolic syndrome in elder japanese worker. J Occup Health 45: 335-343.

Komentar